
kabar Axo1
Ayam hutan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ayam Hutan | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() Ayam-hutan merah Gallus gallus | ||||||||||||
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||
| ||||||||||||
Spesies | ||||||||||||
|
Ayam hutan adalah nama umum bagi jenis-jenis ayam liar yang hidup di hutan. Dalam bahasa Jawa disebut dengan nama ayam alas, dalam bahasa Madura ajem alas, dan dalam bahasa Inggris junglefowl; semuanya merujuk pada tempat hidupnya dan sifatnya yang liar.
Ayam-ayam ini dari segi bentuk tubuh dan perilaku sangat serupa dengan ayam-ayam peliharaan, karena memang merupakan leluhur dari ayam peliharaan. Jantan dengan betina berbeda bentuk tubuh, warna dan ukurannya (dimorfisme seksual, sexual dimorphism). Ayam hutan jantan memiliki bulu yang berwarna-warni dan indah, berbeda dengan ayam betinanya yang cenderung berwarna monoton dan kusam.
Daftar isi |
Ragam jenis dan Penyebaran
Seluruhnya, ada empat spesies ayam hutan yang menyebar mulai dari India, Sri Lanka sampai ke Asia Tenggara termasuk Kepulauan Nusantara. Keempat spesies itu adalah:
- Ayam-hutan merah, Gallus gallus
- Ayam-hutan Srilangka, Gallus lafayetii
- Ayam-hutan kelabu, Gallus sonneratii
- Ayam-hutan hijau, Gallus varius
Dua jenisnya terdapat di Indonesia, menyebar alami terutama di bagian barat kepulauan. Kedua jenis itu yalah (1) Ayam-hutan merah, yang menyukai bagian hutan yang relatif tertutup; dan (2) Ayam-hutan hijau, yang lebih menyenangi hutan-hutan terbuka dan wilayah berbukit-bukit.
Kebiasaan
Ayam hutan adalah pemakan segala, meskipun cenderung sebagai pemakan biji-bijian. Namun sebagaimana ayam umumnya, ayam hutan juga memakan pucuk-pucuk rumput, serangga dan berbagai hewan kecil yang ditemuinya.
Burung ini biasanya hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil. Tidur di atas ranting perdu atau semak, tidak terlalu jauh dari atas tanah. Pada musim bertelur, betina membuat sarang sederhana di atas tanah dan mengerami telurnya hingga menetas. Anak-anak ayam hutan diasuh oleh induk betinanya.
Tidak seperti ayam peliharaan, ayam hutan pandai terbang; tidak lama setelah meninggalkan sarang tempatnya menetas.
Domestikasi
Ayam hutan merupakan salah satu jenis unggas yang telah didomestikasi manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Ayam-hutan merah diketahui sebagai nenek-moyang langsung dari aneka jenis ayam peliharaan. Sedangkan persilangan ayam-hutan hijau dengan ayam peliharaan menghasilkan ayam bekisar, yang sangat terkenal di Jawa Timur karena suara kokoknya yang merdu dan bulunya yang indah.
Ayam hutan dalam Dongeng
Beberapa cerita rakyat tradisional menampilkan ayam hutan sebagai salah satu tokohnya. Dongeng rakyat seperti Ciung Wanara dari daerah Sunda, atau versi Jawanya yang berjudul Panji Laras alias Cinde Laras, menceritakan tokoh utama yang memiliki ayam jantan atau ayam hutan jantan yang pandai bertarung dan berkokok.
Dan kokoknya itu bukan kokok biasa, melainkan berisi cerita perihal nasib tuannya itu. Sebagai teladan, kokok ayam jantan Ciung Wanara berbunyi:
-
- Blak ! Blak ! kukuruyuuuuk
- “Ayah raja bundapun ratu !
- Lama kandungan satu tahun !
- Paraji ibunda ratu !
- Meski manis namun madu !”
- Blak ! Blak ! kukuruyuuuuk
-
- Dengan malam mata ditutup !
- Dengan malam kuping ditutup !
- Kedua tangan dibelenggu !
- Waktu lahir dalam kandaga hanyut !
- Bersama sebutir telur ... !
- Dengan malam mata ditutup !
(Dari Ciung Wanara, sebuah cerita pantun Sunda, oleh Ajip Rosidi. Jakarta: Gunung Agung, 1985)
kabar Axo2
Ditemukan Nenek Moyang Ayam Adalah Ayam Hutan Merah
Jakarta (ANTARA News) - Hasil penelitian DNA molekuler menemukan bahwa ayam domestikasi berasal dari satu moyang (monophyletic), yaitu spesies ayam hutan merah (Gallus gallus).
"Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu dari tiga wilayah yang dinyatakan sebagai pusat domestikasi ayam pertama kali di dunia selain di Cina dan India," kata Peneliti Lab DNA Puslit Biologi LIPI Dr Sri Sulandari, yang dihubungi di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, melalui analisis DNA semua rumpun ayam di dunia telah dibuat pohon pilogeninya dan mengelompokkan rumpun ayam di dunia menjadi tujuh clade, terdiri dari clade I, II, IIIa, IIIb, IIIc,IIId, IV.
Dikatakannya, ayam termasuk kelas aves, ordo galliformes, famili phasianidae dan genus Gallus. Ayam yang selama ini telah dipelihara secara luas termasuk dalam spesies Gallus Galus yang telah didomestikasi dan dinamakan Gallus gallus domesticus.
Spesies lain yang masih hidup liar di hutan dari genus Gallus gallus termasuk dalam Red jungle fowl yang sebarannya meliputi China, India, dan Asia Tenggara.
Sedangkan Gallus varius (Green jungle fowl) distribusinya meliputi Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, dan pulau kecil disekitarnya, Gallus lafayettii (Sri lanka Jungle fowl) distribusinya hanya di Sri Lanka, sedangkan Gallus sonneratii (Grey jungle fowl) distribusinya meliputi India bagian selatan dan barat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang genetika molekuler telah membuka cakrawala baru dan banyak digunakan sebagai alat analisis taksonomi yang akurat.
Para taksonom pada abad ini telah banyak menggunakan aplikasi teknologi DNA untuk membedakan berbagai spesies hewan serta hubungan kekeluargaan dari suatu spesies dengan spesies lainnya, katanya.
"Dari analisis ini antara ayam domestikasi dengan ayam hutan merah (G.gallus) terlihat hubungan kekerabatan lebih jelas, yaitu ayam hutan merah berada di lingkaran besar ayam domestikasi," katanya. (*)
Catatan :
- Dalam komunitas ini nama ayam hutan merah adalah beruge
- Beruge pikatan paling dicari oleh pecintanya di Marga Rambang
- Kegiatan ini disebut mikat beruge
COPYRIGHT © 2008
1 komentar:
Ayam hutan Sumatera asli silang burga ayamjagohutan.blogspot.co.id ayam hutan Sumatera asli salam kukuruyuuk
Posting Komentar