
Senin, 27 Oktober 2008
di
11.50
|
Dalam halaman ini kami akan menyajikan hidangan lezat untuk di perbincangkan berkenaan masalah terhangat yang sedang bergejolak
INFO_OBX
Jumat, 17 Oktober 2008 Pukul 11:59:22 WIB
Krisis Ekonomi Global Jatuhkan Harga Karet di Dalam Negeri
Jakarta, Oktober 2008 - Krisis finansial global yang terjadi saat ini, tidak hanya membuat anjloknya harga CPO di pasaran internasional. Harga karet ikut turun hingga 60 persen dari harga normal Rp 12.000/kg. Petani karet pun turut kelimpungan di Riau. Saat ini karet petani hanya dihargai Rp4.000/kg.
Sekarang harga karet di Riau sudah tidak sebanding lagi dengan harga beras. Harga beras paling murah Rp 5.000/kg, karet hanya Rp 4.000/kg. Penghasilan petani karet di Pelalawan Propinsi Riau jauh berkurang terakhir-akhir ini.
Menurut penuturan beberapa petani karet tersebut, biasanya dalam sepekan seorang petani dengan kebun 4 Ha dapat berpenghasilan minimal Rp 2,3 juta. Namun belakangan ini, penghasilannya menurun dratis hanya mampu mengantongi dari menjual karetnya Rp 850 ribu dalam sepekan. Harga tersebut masih kotor. Sebab, masih harus membayar kembali upah buruh penyadap karet dan juga upah buruh angkutnya.
Selain harga karet yang anjlok, para petani juga dihadapkan persoalan harga pupuk yang melambung tinggi. Melambungnya harga pupuk di pasaran tidak mampu lagi dijangkau para petani. Alhasil, sebagian petani karet memilih kebun mereka tidak dipupuk.
Para petani karet berharap, para pengambil kebijakn (pemerintah) dapat mencari solusi atas keterpurukan harga karet serta melambungnya harga pupuk. Pupuk subsidi yang selama ini diberikan pemerintah pun tidak pernah petani terima. Pupuk subsidi di Riau selama ini banya dipermainkan para agen resmi dengan cara mengganti karung pupuk subsidi menjadi non subsidi demikian menurut sumber berita detik.com. (han’08)
Alamat URL : http://agribisnis.deptan.go.id/index.php?files=Berita_Detail&tbl=berita&id_berita=894
Jum'at, 17 Oktober 2008 12:31 WIB
Metrotvnews.com
Deli Serdang: Krisis keuangan global telah berdampak buruk bagi eskpor karet dalam negeri. Terbukti, dalam sepekan terakhir, harga karet merosot hingga 60 persen.
Anjloknya harga karet membuat petani merugi. Seperti yang dialami petani karet di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Sebelumnya, harga karet berkisar mulai Rp 8.000 hingga Rp 8.500 per kilogram. Kini, anjlok menjadi Rp 3.000 hingga Rp 3.500 per kilogram.
Harga karet petani ke industri karet juga ikut turun. Biasanya harga jual karet mencapai Rp 10 ribu per kilogram. Kini, turun menjadi Rp 5.000 per kilogram.
Kondisi serupa juga dialami petani karet di Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga, Sumut. Harga getah karet yang sebelumnya dijual Rp 14 ribu, merosot menjadi Rp 6.000 per kilogram. Sedangkan di tingkat pengumpul karet, harga jatuh menjadi Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per kilogram.
Pabrik pengelola karet, PT Anugrah Sibolga Lestari, terpaksa menahan hasil produksinya menunggu harga karet kembali stabil. Selain dipicu berkurangnya permintaan dari negara-negara importir karet, seperti ke Amerika Serikat dan Eropa, kualitas karet dari daerah ini juga masih di bawah standar internasional.(DSY)
Harga Karet Anjlok, Bulog Diminta Operasi Pasar
by : Ida Syahrul
HARGA karet yang turun sampai Rp2.500 per kilogram(kg) di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan(Sumsel) mengakibatkan sebagian besar petani sulit membeli beras. Jika sebelumnya, satu kilogram karet mendapatkan dua kg beras, kini sebaliknya. Untuk itu, pemerintah setempat meminta Bulog melakukan operasi pasar beras.
Bupati Musi Rawas Ridwan Mukti Sabtu(1/11) mengatakan, harga beras menjadi terasa mahal bagi masyarakat dengan turunnya harga karet petani. “Para petani sangat mengeluhkan hal ini ” katanya di Palembang.
Untuk itu, dia meminta pemerintah pusat segera mengeluarkan kebijakan operasi pasar beras bagi petani. Tak hanya harga karet yang turun, sawit juga anjlok, kini hanya Rp250 per kg tanda buah segar (TBS).
Pemkab Mura sudah melayangkan surat kepada Bulog segera operasi pasar, terutama di Musi Rawas. Di sana, areal perkebunan karet rakyat mencapai 270 ribu hektare (ha).
"Kita sudah kirim surat ke Bulog. Kita minta ada OP beras khusus untuk petani karet dan sawit yang saat ini dilanda kesulitan harga anjlok.”
Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel Awi menuturkan, akibat krisis keuangan global ini, harga ekspor karet turun 40 persen. Saat ini, harga karet per kg kering, US$1,8 atau anjlok dari kisaran US$2,9. Kondisi ini disebabkan turunnya permintaan ban dan otomotif secara global.
Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Sumsel, Sumarjono Saragih, saat ini petani dan pengusaha mengalami demam. Jika tidak segera diambil langkah antisipasi, bisa berdampak lebih luas.
Selama ini, Indonesia terlalu tergantung pada pasar Eropa, India, dan China. Padahal ada pasar potensial lain, misal Timur Tengah. “Inilah yang harus digarap.”
Sedang pasar dalam negeri, katanya, saat ini hanya menyerap 30 persen total produksi. Ida Syahrul
Alamat URL : http://www.jurnalnasional.com/?med=Koran%20Harian&sec=Ekonomi%20-%20Keuangan%20-%20Bisnis&rbrk=&id=70534&detail=Ekonomi%20-%20Keuangan%20-%20Bisnis
Guyon tapi Nyela :
Mak mane nian mun rege balam tepehenyak tuhun ni kapo'. Mun ibung denga di huma tu la kiruk le ngijekan pembeli gulaian. Mane keridit bande buatan jepang la nunggu, duit tarikan nak dibayar, pulsa hape untok nelepon ayuk_ayukan dengan die di payu putat dek tebeli. Lukak tejual belukah die di aek itam...
Tips :
Re' mun gi te ije juge kalu agak banyak balam jangan ditimbang gale menekahi yang pasti sisekan bai dulu lenye rege balam diperkirekan dek kan lame tuhun. na mun rege balam la setabil jual kan la engke dek kerugian besak ige.
Berita terkait :
Trio Asteng akan bertemu untuk topang harga karet
Diperbaharui Selasa Oktober 14, 2008 5:35pm AEST
Indonesia, Malaysia dan Thailan -- tiga penghasil terbesar karet dunia -- akan bertemu Desember nanti untuk mengatur langkah bersama untuk menaikkan harga karet yang belakangan ini terus menurun.
Menteri Perkebunan Malaysia, Peter Chin, mengatakan, pertemuan tiga negara itu akan membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan penyimpanan dan pemasokan karet ke pasaran yang kini tengah ditingkah kelesuan.
Merosotnya pasaran di tengah kekhawatiran pada resesi global menjerumuskan futura karet Asia ke harga terendah dalam 2-tahun belakangan di pasar Tokyo Jumat lalu.
80% karet alam dunia dihasilkan oleh Indonesia, Malaysia dan Thailan.
Alamat URL : http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/news/stories/200810/s2391016.htm
Pantun :
Mun nak linyuk nunggu setaun
Naneman-neman ngenjok kabar
Mak ini rege balam tepehenyak tuhun
Namun kite tetap besabar
INFO_OBX
Jumat, 17 Oktober 2008 Pukul 11:59:22 WIB
Krisis Ekonomi Global Jatuhkan Harga Karet di Dalam Negeri
Jakarta, Oktober 2008 - Krisis finansial global yang terjadi saat ini, tidak hanya membuat anjloknya harga CPO di pasaran internasional. Harga karet ikut turun hingga 60 persen dari harga normal Rp 12.000/kg. Petani karet pun turut kelimpungan di Riau. Saat ini karet petani hanya dihargai Rp4.000/kg.
Sekarang harga karet di Riau sudah tidak sebanding lagi dengan harga beras. Harga beras paling murah Rp 5.000/kg, karet hanya Rp 4.000/kg. Penghasilan petani karet di Pelalawan Propinsi Riau jauh berkurang terakhir-akhir ini.
Menurut penuturan beberapa petani karet tersebut, biasanya dalam sepekan seorang petani dengan kebun 4 Ha dapat berpenghasilan minimal Rp 2,3 juta. Namun belakangan ini, penghasilannya menurun dratis hanya mampu mengantongi dari menjual karetnya Rp 850 ribu dalam sepekan. Harga tersebut masih kotor. Sebab, masih harus membayar kembali upah buruh penyadap karet dan juga upah buruh angkutnya.
Selain harga karet yang anjlok, para petani juga dihadapkan persoalan harga pupuk yang melambung tinggi. Melambungnya harga pupuk di pasaran tidak mampu lagi dijangkau para petani. Alhasil, sebagian petani karet memilih kebun mereka tidak dipupuk.
Para petani karet berharap, para pengambil kebijakn (pemerintah) dapat mencari solusi atas keterpurukan harga karet serta melambungnya harga pupuk. Pupuk subsidi yang selama ini diberikan pemerintah pun tidak pernah petani terima. Pupuk subsidi di Riau selama ini banya dipermainkan para agen resmi dengan cara mengganti karung pupuk subsidi menjadi non subsidi demikian menurut sumber berita detik.com. (han’08)
Alamat URL : http://agribisnis.deptan.go.id/index.php?files=Berita_Detail&tbl=berita&id_berita=894
Jum'at, 17 Oktober 2008 12:31 WIB
Metrotvnews.com
Deli Serdang: Krisis keuangan global telah berdampak buruk bagi eskpor karet dalam negeri. Terbukti, dalam sepekan terakhir, harga karet merosot hingga 60 persen.
Anjloknya harga karet membuat petani merugi. Seperti yang dialami petani karet di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Sebelumnya, harga karet berkisar mulai Rp 8.000 hingga Rp 8.500 per kilogram. Kini, anjlok menjadi Rp 3.000 hingga Rp 3.500 per kilogram.
Harga karet petani ke industri karet juga ikut turun. Biasanya harga jual karet mencapai Rp 10 ribu per kilogram. Kini, turun menjadi Rp 5.000 per kilogram.
Kondisi serupa juga dialami petani karet di Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga, Sumut. Harga getah karet yang sebelumnya dijual Rp 14 ribu, merosot menjadi Rp 6.000 per kilogram. Sedangkan di tingkat pengumpul karet, harga jatuh menjadi Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per kilogram.
Pabrik pengelola karet, PT Anugrah Sibolga Lestari, terpaksa menahan hasil produksinya menunggu harga karet kembali stabil. Selain dipicu berkurangnya permintaan dari negara-negara importir karet, seperti ke Amerika Serikat dan Eropa, kualitas karet dari daerah ini juga masih di bawah standar internasional.(DSY)
Harga Karet Anjlok, Bulog Diminta Operasi Pasar
by : Ida Syahrul
HARGA karet yang turun sampai Rp2.500 per kilogram(kg) di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan(Sumsel) mengakibatkan sebagian besar petani sulit membeli beras. Jika sebelumnya, satu kilogram karet mendapatkan dua kg beras, kini sebaliknya. Untuk itu, pemerintah setempat meminta Bulog melakukan operasi pasar beras.
Bupati Musi Rawas Ridwan Mukti Sabtu(1/11) mengatakan, harga beras menjadi terasa mahal bagi masyarakat dengan turunnya harga karet petani. “Para petani sangat mengeluhkan hal ini ” katanya di Palembang.
Untuk itu, dia meminta pemerintah pusat segera mengeluarkan kebijakan operasi pasar beras bagi petani. Tak hanya harga karet yang turun, sawit juga anjlok, kini hanya Rp250 per kg tanda buah segar (TBS).
Pemkab Mura sudah melayangkan surat kepada Bulog segera operasi pasar, terutama di Musi Rawas. Di sana, areal perkebunan karet rakyat mencapai 270 ribu hektare (ha).
"Kita sudah kirim surat ke Bulog. Kita minta ada OP beras khusus untuk petani karet dan sawit yang saat ini dilanda kesulitan harga anjlok.”
Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel Awi menuturkan, akibat krisis keuangan global ini, harga ekspor karet turun 40 persen. Saat ini, harga karet per kg kering, US$1,8 atau anjlok dari kisaran US$2,9. Kondisi ini disebabkan turunnya permintaan ban dan otomotif secara global.
Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Sumsel, Sumarjono Saragih, saat ini petani dan pengusaha mengalami demam. Jika tidak segera diambil langkah antisipasi, bisa berdampak lebih luas.
Selama ini, Indonesia terlalu tergantung pada pasar Eropa, India, dan China. Padahal ada pasar potensial lain, misal Timur Tengah. “Inilah yang harus digarap.”
Sedang pasar dalam negeri, katanya, saat ini hanya menyerap 30 persen total produksi. Ida Syahrul
Alamat URL : http://www.jurnalnasional.com/?med=Koran%20Harian&sec=Ekonomi%20-%20Keuangan%20-%20Bisnis&rbrk=&id=70534&detail=Ekonomi%20-%20Keuangan%20-%20Bisnis
Guyon tapi Nyela :
Mak mane nian mun rege balam tepehenyak tuhun ni kapo'. Mun ibung denga di huma tu la kiruk le ngijekan pembeli gulaian. Mane keridit bande buatan jepang la nunggu, duit tarikan nak dibayar, pulsa hape untok nelepon ayuk_ayukan dengan die di payu putat dek tebeli. Lukak tejual belukah die di aek itam...
Tips :
Re' mun gi te ije juge kalu agak banyak balam jangan ditimbang gale menekahi yang pasti sisekan bai dulu lenye rege balam diperkirekan dek kan lame tuhun. na mun rege balam la setabil jual kan la engke dek kerugian besak ige.
Berita terkait :
Trio Asteng akan bertemu untuk topang harga karet
Diperbaharui Selasa Oktober 14, 2008 5:35pm AEST
Indonesia, Malaysia dan Thailan -- tiga penghasil terbesar karet dunia -- akan bertemu Desember nanti untuk mengatur langkah bersama untuk menaikkan harga karet yang belakangan ini terus menurun.
Menteri Perkebunan Malaysia, Peter Chin, mengatakan, pertemuan tiga negara itu akan membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan penyimpanan dan pemasokan karet ke pasaran yang kini tengah ditingkah kelesuan.
Merosotnya pasaran di tengah kekhawatiran pada resesi global menjerumuskan futura karet Asia ke harga terendah dalam 2-tahun belakangan di pasar Tokyo Jumat lalu.
80% karet alam dunia dihasilkan oleh Indonesia, Malaysia dan Thailan.
Alamat URL : http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/news/stories/200810/s2391016.htm
Pantun :
Mun nak linyuk nunggu setaun
Naneman-neman ngenjok kabar
Mak ini rege balam tepehenyak tuhun
Namun kite tetap besabar
Diposting oleh
ALEX NOPRIANSYAH
Label:
Karet
1 komentar:
Ass. Na re' ape ji q balam mak ini la naek pule (sabtu, 22-11-'08) Rp. 12.000.- di dusun kite. Re' sape ude betimabang khimi oi kami pengaji pembeli mame bai jadila.-
Posting Komentar